I Love you with Heart
Author : Kim
Gaeul
Cast
·
Kim Gaeul (author sendiri)
·
Kim Yesung
·
Cho Hana
Length : shoot
Genre :
Sad,hurt, friendly
Rating :
Semua umur
WARNING : Gaje,
typo(s), cerita pasaran, abal-abal, membingungkan, dan hal-hal lain yang membuat
ff ini jadi semakin ancur
Annyeong readers. Naneun Kim Gaeul.
InI ff pertama yang aku buat.
So, Happy Reading chingu
-Story is begin-
Normal pov
“Yaaak!!! Yeoja jelek kau apakan laptpoku hah??
Pasti kau merusaknya kan??”
Tanya seorang namja berkulit putih, bermata sipit, dan
bersurai hitam. Dengan suara yang mencapai 7 oktaf (?)
“Aku tidak melakukan apa-apa” jawab seorang yeoja dengan
wajah yang sangat polos. Sehingga membuat si namja bersurai hitam itu gemas
“tidak melakukan apa-apa. Tapi, kenapa sekarang laptop ku
jadi rusak hah?? Terakhir kali yang meminjamnya itu kau, bodoh!!” omel sang
namja
“Aisssh, kau ini. Sudah ku bilang aku tidak melakukan
apa-apa. Apa kau tidak percaya pada sahabat mu sendiri?? Hah?? Sahut sang yeoja
tak mau kalah..
Mereka berdua adalah sepasang(?) sahabat yang sudah sering
sekali berkelahi. Tidak jarang mengatai satu sama lain. Tapi, mereka juga
sangat kompak dalam hal apapun. Termasuk membolos.
Sang yeoja yang bernama Kim Gaeul. Dan sang namja bernama Kim
Yesung. Mereka sudah bersahabat sejak mereka masih dalam kandungan eommanya
masing-masing(?) Bukan hanya karena marga mereka sama-sama Kim. Tapi juga eomma
Yesung dan eomma Gaeul yang merupakan sahabat dekat. Dan jarak umur mereka yang tidak terlalu jauh,
hanya berbeda satu tahun. Tentu saja Yesung yang lebih tua. Yesung berusia 19
tahun dan Gaeul 18 tahun. Jadi tak aneh
jka Gaeul dan Yesung juga sangat dekat
“bukannya aku tidak mempercayaimu. Hanya saja kau tahu, sudah
berapa banyak barangku yang sudah kau rusak. Mulai dari psp *readers : thor,
emangnya Yesung punya psp? Author : Elah, anggep aja punya* lalu Iphoneku, dan
juga mp3 ku. Dan sekarang kau sudah merusak laptopku!! Huh??” sungut Yesung
kesal
“ne ne ne. mian, jeongmal mianhae Kim Yesung. Aku akan memperbaikinya
nanti” sahut Gaeul sambil menekankan suaranya pada kata Kim Yesung
“Memangnya kau bisa huh?? Naik sepeda saja kau tidak bisa
kan?? Dan sekarang kau berlagak akan memperbaiki laptopku. Dasar!!!” cibir
Yesung
“neo!!!! Jangan membawa-bawa hal tentang sepeda. Kau mau mati huh??” omel
Gaeul
“wle” Yesung
menjulurkan lidahnya sebagai tanda meledek Gaeul
“yak kau ini. Berani meledak ku. Kemari kau!!!” jawab Gaeul sambil bangun dari tempak
duduknya ingin memukul kepala besarnya(?) Yesung
“kejar aku kalau bisa” ledek Yesung
Mereka bermain kejar-kejaran seperti anak kecil. Padahal umur
mereka bisa dibilang tidak muda lagi. Mereka akan terus seperti itu. Sampai
suatu masa. Masa dimana mereka sudah menjadi dewasa. Masa dimana mereka mulai
tertarik dengan lawan jenis. Masa dimana mereka mulai merasakan yang namanya
“CINTA”
~
2 years later
Kim Gaeul Pov
Saat ini aku sedang duduk di bangku taman Seoul University.
Aku dan sahabatku, Yesung memang kuliah disini. Saat sedang asik mengutak-atik
handphoneku. Aku mendengar ada yang memanggil namaku
“Gaeul”
Merasa dipanggil aku pun menoleh ke sumber suara. Sontak, aku
tersenyum saat mengetahui siapa yang
sedang memanggilku. Kim Yesung, sahabatku. Orang yang aku sukai sedang berdiri
tak jauh dari tempatnya dudukku
Jika kalian bertanya aku menyukai Yesung?? Maka jawabannya
adalah iya, itu benar
aku mulai menyukai Yesung satu tahun yang lalu. Tapi, sampai saat ini
aku belum bisa mengungkapkan perasaanku. aku memang pengecut bukan. Tapi lebih
baik seperti ini. Daripada aku harus mengungkapkan perasaanku dan malah membuat
dia menjauh. Lebih baik aku seperti ini saja. Memendam semuanya sendiri
“waeyo Yesung-ah” jawabku
“aku mencarimu kemana-mana , tapi tidak ketemu” omelnya
sambil melangkah mendekat kearahku dan duduk disampingku
aku hanya tersenyum sambil mengontrol jantungku yang mulai
berdetak tak karuan
“mian” jawabku singkat
“ne, gwaenchanayo”
Hening. Itulah yang kurasakan sekarang. Kami hanya berdiam
diri sambil memandangi orang yang berlalu lalang di depan kampus kami. Sampai
akhirnya Yesung buka suara
“aku ingin cerita sesuatu padamu”
“ne?? cerita apa?” jawabku heran. Tidak biasanya Yesung
seperti ini. Biasanya dia langsung saja ceplas ceplos kalau bicara. Tanpa harus
meminta ijin dulu dariku. Kurasa ada yang aneh dengannya.
“kau tahu Hana??” jawabnya sambil memandang kearahku
Aku terdiam. Memalingkan wajah ke arah lain. Mencoba berfikir
keras. Rasanya aku kenal dengan nama itu.
Aaah, aku ingat Hana. Cho Hana. Dongsaengnya Cho Kyuhyun
*anggap aja Kyuhyun punya adik *. Mereka berdua adalah murid pindahan. Dan Hana
adalah teman sekelasku.
“ mmm, ne aku tahu. Waeyo?? Jawabku
“mm, aku rasa aku menyukainya” jawabnya polos
JEEDDDDEEEEEERRRRRRRRRRR
Bagaikan disambar petir disiang bolong. Aku merasa seperti
tertampar sangat keras. Hatiku sesak. Kakiku lemas. Ini yang aku takutkan. Aku takut jika dia
suka dengan yeoja lain
“mwo???’ jawabku lirih. Sangat lirih
“wae?? Sekaget itu kah kau??” tanyanya
“ani, aku hanya bingung saja. Kupikir kau tidak menyukai
seorang yeoja” elakku dengan mengejek. Padahal rasanya ingin sekali aku
berteriak SARANGHAE KIM YESUNG dihadapannya. Tapi, lidahku terlalu kelu untuk
mangucapkan kalimat itu
“aiissh, kau ini. Aku serius. Aku akan mengungkapkan
perasaaanku” jawabnya dengan senyum mengembang
SESAK
Itulah yang aku rasakan sekarang. Otakku tak mampu bekerja
lagi. Mataku panas.
“kapan kau menembaknya??“ tanyaku disertai sebuah senyum.
Senyum palsu
“molayo, mungkin besok. Do’akan aku ne??” pintanya
“ne, semoga sukses HWAITINGG KIM YESUNG!!!” jawabku sambil memberinya semangat
“ne Hwaitingggg. Gomawo sudah memberiku semangat. Kau memang
sahabat yang baik” jawabnya sambil mengelus kepala ku
Tuhan, bisakah kau hentikan waktu sekarang. Aku mencintainya.
Sangat. ucapku dalam hati
“ne, cheonma” jawabku
“mmm, arra. Aku pergi dulu ne aku ingin mempersiapkan semuanya.
Annyeong”
jawabnya cepat sambil berlari menjauh dariku. Aku ingin
memeluknya. Tapi kalian tahu apa yang aku lakukan sekarang. Aku hanya bisa
menatap nanar punggungnya yang semakin menjauh
Tesss
Tesss
Air mataku jatuh. Untuk pertama kalinya aku menangis untuk
seorang namja. Betapa bodohnya aku.. pabboya Kim Gaeul, jeongmal pabbo.
Kuusap kasar airmataku. Aku berjanji aku tidak akan menangis
Aku akan bahagia jika dia bahagia.
“Ne, kau harus kuat
Kim Gaeul “ ucapku lirih pada diriku sendiri
Aku bangkit dari duduk ku. Aku berjalan pelan menuju rumahku.
Aku ingin cepat sampai rumah. Ingin cepat-cepat tidur. Ingin cepat-cepat
melupakan segalanya.
Gaeul pov end
Normal pov
Seorang yeoja sedang berjalan di trotoar. Langkahnya begitu
lemas. Tatapannya kosong ke depan. Matanya memancarkan kesedihan dan luka yang
sangat dalam.
Hingga akhirnya dia tiba di depan sebuah rumah. Rumah
berukuran minimalis. Dengan pekarangan yang luas disetai taman yang indah.
Dia melangkahkan kakinya menggapai gagang(?) pagar rumahnya.
Membukanya perlahan dan mulai masuk kedalam pekarang rumahnya. Dengan langkah
gontai dia tiba di depan pintu bewarna cokelat muda.
Tangannya terangkat sambil mengepal. Memukul pelan permukaan
datar didepannya. Sambil berseru pelan
“eomma.. aku pulang”
Tak lama kemudian pintu terbuka. Menampakan seorang wanita
paruh baya yang sedang memakai apron bewarna biru muda. Wanita itu tersenyum
“kau sudah pulang. Apa kau lapar?” Tanya sang eomma
“ani, aku lelah. Aku ingin tidur eomma” jawab sang yeoja
(baca : Gaeul) sambil melangkah masuk kedalam rumah yang sudah 20 tahun ia
tempati
“arraseo, jika lapar eomma sudah memasakan makanan
kesukaanmu” jawab sang eomma sambil melangkah kearah meja makan yang berada
tidak jauh dari tangga
“mm, arrayo. Gomawo eomma. Aku tidur dulu ne” jawab Gaeul
dengan lemas
“ne. jaljayo chagi” jawaab sang eomma
Sang yeoja tersenyum hambar sambil menaiki tangga menuju
kamarnya
Lagkahnya berhenti didepan pintu bewarna merah ranum. Diraih
gagang pintu kamarnya lalu dia masuk kedalam kamarnya. Dia sengaja tidak
menyalakan lampunya padahal suasana sedang gelap sekarang
Dia membuang tas ranselnya entah kemana lalu membanting keras(?) tubuhnya ke kasur
bermotifkan lambang Barcelona, klub favorite dia dan sahabatnya Yesung.
Dia tarik selimut hingga menutupi seluruh badannya. Dia lelah. Lelah akan semuanya. Dia memejamkan
mata perlahan, dan tanpa disadari sebuah sungai kecil terbentuk di sekitar
pipinya.
Dia menangis. Menangis di kegelapan kamarnya. Dia menggigit
bibir bawahnya menahan sebuah isakan yang akan keluar dari mulutnya. Tak lama
ia pun terlelap dalam tidurnya. Jejak air mata masih nampak jelas di wajahnya.
Menyiratkan betapa terlukanya dia saat ini
Normal pov end
Keesokan harinya
Gaeul Pov
Cahaya matahari mulai masuk menerobos ke jendala kamarku.
Memaksaku untuk membuka mataku. Pusing, itulah hal yang pertama aku rasakan.
Aku menengok ke arah pintu kamarku. Betapa kagetnya diriku
mendapati Yesung sedang berdiri bersender dipintu sambil menyilangkan tangannya
di depan dadanya. #cool
Oh Tuhan menngapa kau
menciptakan makhluk setampan dia ucapku dalam hati
“aissh, kau mengagetkan ku saja” jawabku asal
“ada apa denganmu?” jawabnya datar disertai dengan tatapan
tajamnya
“aku? nan gwaenchana” sahutku dingin sambil berjalan kearah
ke kamar mandi
“kau menangis kan?? siapa yang membuatmu menangis?” terkanya
Kau, Kim Yesung. kau
lah yang telah membuatku menagis ucapku dalam hati
“ani. Aku tidak menangis. Aku hanya kelelahan” jawabku dengan
menyertakan sebuah senyuman. Agar dia berhenti bertanya yang aneh-aneh
denganku. Aku sedang malas berbicara dengannya saat ini,
“jeongmallyo? Jika kau punya masalah ceritakan saja padaku”
ucapnya
“aissh,, aku baik-baik saja. Percayalah padaku” ucapku
“mm, arra. Aku percaya padamu. Sekarang kau mandilah. Aku
akan menunggu dibawah” jawabnya
“ne” kataku
Aku pun masuk ke dalam kamar mandi. Memutar keran shower yang
berada tidak jauh diposisiku saat ini Kutatap pantulan diriku dari cermin
Meyedihkan
Mata bengkak. Rambut berantakan. Sungguh kondisi yang
memprihatinkan
~skip time
“eomma” panggilku
Eomma menoleh sambil tersenyum
“Ini makanlah” kata eomma sambil meyodorkan(?) sepiring roti bakar. Dengan cepat kuambil
roti bakar lalu aku duduk berhadapan dengan Yesung yang sedang asyik memakan
roti bakarnya
Tak lama kemudian rotibakar yag ada ditanganku sudah lenyap
masuk keperutku
“kau sudah selesai?” Tanya Yesung
“ne” jawaku singkat
“kajja kita berangkat” ucapnya
“ne. eomma, aku berangkat dulu ne” ucapku sambil mencium pipi
eommaku
“mmm ne chagi. Josimhae” ucap eommaku
“arra” kataku
“ahjuma, kami pergi dulu ne. annyeong” pamit yesung pada eomma ku
“annyeong eomma” timpalku
“annyeong” sahut eomma
Aku dan Yesung pun berangkat ke kampus bersama. Selama perjalanan
kami hanya diam. Yesung yang berjalan di depanku juga tidak mengucapkan
apa-apa.aku hanya berjalan sambil menundukan kepalaku. Tiba-tiba
“awww” ringisku ssambil mengusap-usap hidungku. Hidungku
rasanya sakit sekali manabrak punggungya yang tegap itu
“kau ini. Jika ingin berhenti kau harus bilang-bilang. Jangan
main berhenti saja” omelku padanya lagi
“……….”
Kenapa dia hanya diam dan menunduk. Apa ada yang salah.
Perasaan, tadi dia baik-baik saja ucapku dalam hati
“Gaeul-ya” ucapnya pelan
“waeyo??” tanyaku heran
“Hana-ya” ucapnya dengan muka sedih
Deg
Kenapa dia harus menyebut nama itu lagi. Membuat mood ku
hancur saja.apa yang terjadi sebenarnya? Apa Hana menolaknya? Kuharap begitu.
Tapi, aku tak tega melihatnya sedih seperti itu
Sambil menahan kesal
dan tangis aku menjawabnya
“Hana?? Dia kenapa”
“dia… diaa.. dia menerima ku menjadi namjachingunya” ucapnya
sumringah. Wajahnya yang tadi sedih berubah menjadi bahagia
“dia menerimamu?? Jinjjayo?” tanyaku padaya. Hah, rasanya
sakit sekali. Aku menahan tangisku agar
tidak keluar. Aku harus berpura-pura
bahagia didepannya
Dia mengangukan kepalanya berulang kali ambil terus tersenyum
“chukke ne. kau hebat” ucapku berpura-pura senang
Dia tersenyum sambil memelukku.
Aku bahagia dan juga sedih. Aku bahagia karena dia sedang
memelukku sekarang. Namun aku juga sedih. Dia memelukku hanya sebatas sahabat.
Tidak lebih
“kau tahu Geul. Sekarang aku sangat bahagia”
Aku hanya diam. Tidak mampu menjawabnya. Aku sedang menahan
tangisku agar tidak keluar saat aku sedang berada dipelukannya.
Tuhan, kenapa ini
terjadi. Uccapku dalam hati
Gaeul pov end
Normal pov
Hari berganti hari.minggu berganti minggu. Gaeul masih
sanggup bertahan. Tapi, lama-lama dia juga tidak kuat. Harus berpura-pura
tersenyum saat Yesung dan Hana jalan sambil bergandengan tangan. Berpura-pura
bahagia saat hatinya sudah sangat hancur. Ini terlalu berat untuk ia tanggung
sendiri. Samapi akhirnya. Ia memilih untuk mengakhiri semuanya. Mencoba
melupakan Yesung dengan bantuan keputusan appanya
Normal pov end
Gaeul pov
Aku sudah tidak kuat lagi. Harus terus berpura-pura bahagia didepannya. Aku hanya
seorang manusia biasa. Tidak mampu menahan sakit selamanya. Aku akan belajar melupakan Yesung. Walau itu
sulit. Aku akan mencobanya.
Dengan berbekal keputusan appaku yang kurasa ada untungnya
juga. Mungkin ini cara yang Tuhan kirimkan untukku agar mampu melepaskan Yesung
Flashback
“Gaeul” panggil appa padaku
“ne appa. Waeyo?” jawabku
“appa ingin bicara padamu” ucap appa
“bicara apa appa?” tanyaku
“kau tahu perusahaan appa yang ada di Kanada?? Appa akan
mengurusnya. Jadi appa putuskan kita akan pindah ke Kanada. Apa kau mau ikut??
Atau kau mau tetap disini?” jelas appa
“aku… aku mau ikut appa dan eomma saja” ucapku mantap
“apa kau yakin?? Tapi bagaimana dengan kuliahmu dan juga
sahabatmu Yesung” Tanya appa
“gwaenchana appa. Soal kuliah, aku akan melanjutkan kuliahku
di Kanada. Dan Yesung, aku rasa dia kan mengerti” jelasku
“mm, baguslah kalau begitu. Kita kan pindah minggu depan”
ucap appa
“ne appa” ucap ku lemah. Aku hanya berfikir inilah cara
terbaik agar bisa melupakan Yesung. Pergi ke Kanada. Dan mulai semuanya dari
awal
Flashback end
Dan sekarang disinilah aku. Taman Seoul university. Yaa,
setelah mengurus kepindahan kuliahku ke
Kanada. Aku sempatkan datang kemari. Aku akan memberitahu Yesung. Aku akan
beritahu Yesung tentang kepindahanku ke Kanada. Dan juga tentang perasaanku
padanya
Semoga aku bisa melakukan itu..
Gaeul pov end
Yesung pov
Mata kuliahku hari ini sudah selesai. Aku merapikan
buku-bukuku dan bergegas ke taman belakang Seoul university. Aku ingin menemui
sahabatku sejak kecil, Gaeul. Sebenaranya aku sedikit heran kenapa dia ingin
bertemu denganku. Apa dia kangen padaku? Mollayo
Tapi kuakui dia sedikit aneh belakangan ini, dia berubah. Dia
berubah semenjak aku berpacaran dengan Hana. Entahlah, itu perasaanku saja atau
memang benar, hanya saja ada yang berbeda dengannya.
Dia sudah jarang mengomel atau membuatku kesal. Dia juga
sudah jarang mengobrol denganku. Dia juga mulai menjauh dariku. Sebenarnya apa
yang terjadi? Apa aku berbuat kesalahan? Dan. Satu lagi yang berubah dari dia.
Tatapan matanya. Dulu, aku sangat suka menatap matanya. Tatapan matanya sangat
teduh dan juga membuatku nyaman. Tapi, sekarang tatapan matanya suudah berubah.
Tatapan matanya seakan menyiratkan jutaan luka yang sangat perih. Apa dia
sedang menahan sakit? Siapa yang membuatnya seperti itu. mollayo
Dan sekarang aku sudah
berada di taman belakang Seoul University. Kulihat Gaeul sedang duduk di bangku
taman sambil memainkan handphonenya. Aku menghampirinya
“sudah menunggu lama?” tanyaku
Dia menoleh sambil tersenyum “ani, baru sebentar” jawabnya
Aku pun duduk disebelahnya “kenapa kau ingin bertemu
denganku? Apa kau merindukanku eoh?” tanyaku dengan tingkat kepd-an yang sangat
tinggi
“aissh, kau terlalu percaya diri Kim Yesung. Aku kemari
karena ada yang ingin kukatakan” jawabnya dengan nada kesal
“mm, apa yang ingin kau katakan?”
Dia diam beberapa saat. Kulihat dia menarik napas dalam dan
membuangnya kasar
“aku akan pindah ke Kanada?”
“mwo??????!!” tanyaku kaget. Apa?? Dia ingin ke Kanada. Untuk
apa?? Apa dia ingin meninggalkanku?
“kau ini berlebihan sekali” ucapnya sambil memegangi
telinganya. Mungkin efek dari teriakan ku
“aish, kau tega sekali padaku?? Kapan kau berangkat huh?”
tanyaku bertubi-tubi padanya
“kau ini. Bertanyalah pelan-pelan. Aku kan bingung harus
menjawab yang mana dulu”
“aku berangkat lusa”
lanjutnya lagi
“mwo??? Lusa?? Teriaku
lagi
“berhentilah berteriak. Kau membuat telingaku sakit” ucapnya
kesal
“aissh, kau ini. Kenapa harus berangkat lusa?? Mendadak
sekali”
“mollayo, appaku yang memutuskan” belanya
“aaaisssh” ucapku frustasi
“tenang saja. Aku akan sering-sering berkunjung ke Seoul. Dan
lagipula kita juga masih bisa berkomunakasi dengan email”
“gundea…” ucapku terputus
“waeyo?” tanyanya
“ani. Baiklah. Kau boleh pergi. Tapi, berjanjilah akan terus
mengabariku ne??” ucapku
“ne.. nae yaksok” ucapnya sambil mengacungkan jari
kelingkingnya.
Aku pun menautkan jari kelingkingku. “yaksok?” tanyaku
memastikan “ne” jawabnya
“baiklah” kami pun melepaskan tautan kami
Hening sesaat sampai dia mulai bersuara lagi
“ada satu hal lai?” ucapnya
“mwo? Apa lagi?” tanyaku heran
“aku… mmm, aku… a ak..” jawabnya gugup
“kau kenapa? Huh?” tanyaku lagi
“saranghae” ucapnya pelan sambil menunduk
“mwo?? Kau ini ada-ada saja? Apa ini ucapan perpisahanmu
huh?” tanyaku lagi aku sedikit kaget
dengan perkataannya itu
“aku serius Yesung-ah” jawabnya sambil menitikan airmata
Kenapa dia menangis ?
“kau menangis?? Mian, tapi aku”
“ne arryo. Kau tidak menyukaiku kan? Kau hanya menganggapku
sahabatmu saja kan. Aku tahu itu. Aku tahu” ucapnya sambil terus menangis,
bahakan tangisnya semakin kencang
“ssst, uljima. Mian.. mianhae” jawabku sambil mencoba
memeluknya
Aku tidak tahu harus bicara apa lagi. Aku juga bingung harus
melakukan apa
Dia melepaskan pelukanku lalu menghapus kasar airmatanya
“aku tahu, kau hanya mencinta Hana kan? Aku tahu itu. Tapi
bolehkah aku memohon satu permintaan” tanyanya
“mwo? Permintaan? Apa?”
“bisakah kau cium aku”
“mwo????” teriaku LAGI *aish, Yesung kebanyakan teriak*
“kumohon, jebal. Hanya di jidat ko” ucap Gaeul *aissh, Gaeul
maksa*
Aku bingung apa yang harus lakukan. Aku ingin menolaknya.
Tapi,Gaeul mungkin sudah sangat terluka saat ini.setidaknya aku harus
membuatnya bahagia sebelum dia pegi ke Kanada.
“Baiklah hanya satu
ciuman saja” ucapku sambil tersenyum
“gomapta Yesung-ah” ucapnya senang
Aku mulai mengeliminasi jarak diantara kami. Kulirik Gaeul yang
sudah memejamkan matanya. Aku pun mencium keningnya. Menyalurkan perasaanku.
Perasaan sayang sebagai seorang sahabat. Saat sedang menciumnya. Aku dengar
yang berteriak
“opppaaa!!!!”
Sontak aku dan Gaeul menoleh
Mataku membulat mengetahui siapa yang berteriak. Hana,
yeojachinguku melihatku sedang mencium Gaeul. Pasti dia salah paham. Kulihat
dia berlari sambil menangis. Aku pun mengejarnya
Yesung pov end
Normal pov
Hana yang melihat namjachingunya (baca : Yesung) sedang
mencium Gaeul merasa sakit hati. Dia
berlari meninggalkan Gaeul dan Yesung.
Gaeul dan Yesung pun mengejar Hana
Saat sedang berlari menyebrang jalan Yesung menarik yangan
Hana yang membuat Hana berhentui
“lepaskan aku” ronta Hana sambil menangis
“tidak. Aku tidak akan melepaskanmu. Kau harus
mendengarkanku. Aku hanya menciumnya sebatas sahabat. Tidak lebih” ucap Yesung
“bohong. Kau bohong” ucap Hana sambil terus menangis
“percayalah padaku. saranghae” ucap Yesung sambil merengkuh
tubuh yeojachingunya itu. Menyalurkan perasaan hangat. Dia juga menciumi puncak
kepala Hana untuk menegaskan bahwa dia tidak bohong.
Hana hanya bisa menangis sambl membalas pelukan
namjachingunya. Dia hanya tidak ingin kehilangan Yesung
Tak jau dari tempat mereka berdri, seorang yeoja yang sedari
tadi melihat adegan romantis sepasang kekasih itu hanya mampu tersenyum dan
mengeluarkan air mata. Tapi senyum itu berbeda dari biasanya. Senyum itu adalah
senyum yang sangat tulus. Akhirnya dia mampu untuk melepas Yesung.
Namun senyumnya memudar saat ia melihat ada sebuah mobil
sedang melaju dengan kencang kearah Yesung dan Hana. Sontak, dia berlari
kencang dan mendorong tuh sepasang kekasih yang sedang berpelukan
Buuuugggh
Terdengar sebuah decitan rem. Namun naas. Decitan rem itu
tidak mampu meyelamatkan nyawa yang sudah terenggut oleh mesin ber massa
puluhan kg
Tubuh seorang yeoja
jatuh tersungkur diatas tanah. Cairan merah pekat keluar dari sekujur tubuhnya
Tak jauh dari sana ada sepasang kekasih yang sedang mencoba
bangun
“aww” pekik Hana
“gwaencahanayo?” Tanya Yesung khawatir
“ne. nan gwaenchana” jawab Hana
Yesung pun mulai menoleh ke seluruh tempat memastikan
kejadian apa yang sedang terjadi
Dan betapa terkejutnya melihat tubuh sang sahabat sudah jatuh
ditanah dan darah yang menghiasi sebagian tubuhnya. Yesung dan Hana menghampiri
tubuh Gaeul yang sudah kaku.
Tangan Hana bergerak mengangkat perlahan kepala Gael. Di taruhnya didalam
pangkuannya. Bahkan dia tidak sadar, bahwa matanya sekarang sudah mengalirkan
airmata yang sangat deras
“Gaeul-ya ppali irreona. Jeball.hik.. hikks Irreona” teriak Hana sambil menggunacangkan
bahu Gaeul
Sedangkan Yesung, dia hanya mampu terduduk lemas di
tempatnya. Matanya menatap nanar tubuh sahabatnya. Hatinya sakit mengetahui
kondisi sahabatnya itu
Sedetik kemudian dia menjerit frustasi sambil terus menangis
“aaaagggggghhhhh”
Dia tidak sanggup. Kehilangan sahabat yang begitu ia sayangi.
Matanya terus mengeluarkan liquid
bening. Hatinya menjerit pilu. Tangannya menjambak-jambak kasar rambut hitamnya
Dia berteriak seperti orang gila!!
Semua orang yang melihat kejadian itu menangis dalam hati.
Walaupun mereka tidak saling kenal, tapi setidaknya mereka memiliki hati. Dan
dapat merasakan hal yang sama dengan yang Yesung dan Hana rasakan
“aaaaarrrrrrrrrggggghhhhhhhh”
Sekali lagi dia hanya berteriak frustasi. Dia tidak bisa
mengembalikan nyawa sahabatnya kembali. Sahabat yang telah menyelamatkan
nyawanya dan juga nyawa yeojachingunya.
Seakan-akan hendak mendramatisir keadaan. Langit pun mulai
mengeluarkan tetesan-tetesan air.
Menambah kesan pilu dan sedih.
Kisah ini berakir dengan pengorbanan. Pengorbanan demi
membuat bahagia orang yang kita sayangi. Karena seharusnya kita bahagia jika
dia juga bahagia
END
Fyuhhhh! Ngelap keringet. Gimana readers? Aneh ya? Gaje ya?
Sekali lagi mian ne. karena ini ff pertama yang Gaeul bikin. Tapi gomawo ne
yang udah baca. Annyeong
Ghamsahamnida J^^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar