Minggu, 10 Februari 2013

Yesung FF "I Love you with Heart"


I Love  you with Heart


Author             : Kim Gaeul
Cast                                        
·         Kim Gaeul (author sendiri)
·         Kim Yesung
·         Cho Hana
Length             : shoot
Genre              : Sad,hurt, friendly
Rating              : Semua umur

WARNING        : Gaje, typo(s), cerita pasaran, abal-abal, membingungkan, dan hal-hal lain yang membuat ff ini jadi semakin ancur

Annyeong readers. Naneun Kim Gaeul.
InI ff pertama yang aku buat.
So, Happy Reading chingu

-Story is begin-
Normal pov
“Yaaak!!! Yeoja jelek kau apakan laptpoku hah??
Pasti kau merusaknya kan??”
Tanya seorang namja berkulit putih, bermata sipit, dan bersurai hitam. Dengan suara yang mencapai 7 oktaf (?)
“Aku tidak melakukan apa-apa” jawab seorang yeoja dengan wajah yang sangat polos. Sehingga membuat si namja bersurai hitam itu gemas
“tidak melakukan apa-apa. Tapi, kenapa sekarang laptop ku jadi rusak hah?? Terakhir kali yang meminjamnya itu kau, bodoh!!” omel sang namja
“Aisssh, kau ini. Sudah ku bilang aku tidak melakukan apa-apa. Apa kau tidak percaya pada sahabat mu sendiri?? Hah?? Sahut sang yeoja tak mau kalah..
Mereka berdua adalah sepasang(?) sahabat yang sudah sering sekali berkelahi. Tidak jarang mengatai satu sama lain. Tapi, mereka juga sangat kompak dalam hal apapun. Termasuk membolos.
Sang yeoja yang bernama Kim Gaeul. Dan sang namja bernama Kim Yesung. Mereka sudah bersahabat sejak mereka masih dalam kandungan eommanya masing-masing(?) Bukan hanya karena marga mereka sama-sama Kim. Tapi juga eomma Yesung dan eomma Gaeul yang merupakan sahabat dekat. Dan  jarak umur mereka yang tidak terlalu jauh, hanya berbeda satu tahun. Tentu saja Yesung yang lebih tua. Yesung berusia 19 tahun dan Gaeul 18 tahun.  Jadi tak aneh jka Gaeul dan Yesung juga sangat dekat

“bukannya aku tidak mempercayaimu. Hanya saja kau tahu, sudah berapa banyak barangku yang sudah kau rusak. Mulai dari psp *readers : thor, emangnya Yesung punya psp? Author : Elah, anggep aja punya* lalu Iphoneku, dan juga mp3 ku. Dan sekarang kau sudah merusak laptopku!! Huh??” sungut Yesung kesal
“ne ne ne. mian, jeongmal mianhae Kim Yesung. Aku akan memperbaikinya nanti” sahut Gaeul sambil menekankan suaranya pada kata Kim Yesung
“Memangnya kau bisa huh?? Naik sepeda saja kau tidak bisa kan?? Dan sekarang kau berlagak akan memperbaiki laptopku. Dasar!!!” cibir Yesung
“neo!!!! Jangan membawa-bawa hal  tentang sepeda. Kau mau mati huh??” omel Gaeul
 “wle” Yesung menjulurkan lidahnya sebagai tanda meledek Gaeul
“yak kau ini. Berani meledak ku. Kemari kau!!!”  jawab Gaeul sambil bangun dari tempak duduknya ingin memukul kepala besarnya(?) Yesung
“kejar aku kalau bisa” ledek Yesung

Mereka bermain kejar-kejaran seperti anak kecil. Padahal umur mereka bisa dibilang tidak muda lagi. Mereka akan terus seperti itu. Sampai suatu masa. Masa dimana mereka sudah menjadi dewasa. Masa dimana mereka mulai tertarik dengan lawan jenis. Masa dimana mereka mulai merasakan yang namanya “CINTA”
~
2 years later

Kim Gaeul Pov
Saat ini aku sedang duduk di bangku taman Seoul University. Aku dan sahabatku, Yesung memang kuliah disini. Saat sedang asik mengutak-atik handphoneku. Aku mendengar ada yang memanggil namaku
“Gaeul”
Merasa dipanggil aku pun menoleh ke sumber suara. Sontak, aku tersenyum  saat mengetahui siapa yang sedang memanggilku. Kim Yesung, sahabatku. Orang yang aku sukai sedang berdiri tak jauh dari tempatnya dudukku
Jika kalian bertanya aku menyukai Yesung?? Maka jawabannya adalah iya, itu benar
aku mulai menyukai Yesung  satu tahun yang lalu. Tapi, sampai saat ini aku belum bisa mengungkapkan perasaanku. aku memang pengecut bukan. Tapi lebih baik seperti ini. Daripada aku harus mengungkapkan perasaanku dan malah membuat dia menjauh. Lebih baik aku seperti ini saja. Memendam semuanya sendiri
“waeyo Yesung-ah” jawabku
“aku mencarimu kemana-mana , tapi tidak ketemu” omelnya sambil melangkah mendekat kearahku dan duduk disampingku
aku hanya tersenyum sambil mengontrol jantungku yang mulai berdetak tak karuan
“mian” jawabku singkat
“ne, gwaenchanayo”
Hening. Itulah yang kurasakan sekarang. Kami hanya berdiam diri sambil memandangi orang yang berlalu lalang di depan kampus kami. Sampai akhirnya Yesung buka suara
“aku ingin cerita sesuatu padamu”
“ne?? cerita apa?” jawabku heran. Tidak biasanya Yesung seperti ini. Biasanya dia langsung saja ceplas ceplos kalau bicara. Tanpa harus meminta ijin dulu dariku. Kurasa ada yang aneh dengannya.
“kau tahu Hana??” jawabnya sambil memandang kearahku
Aku terdiam. Memalingkan wajah ke arah lain. Mencoba berfikir keras. Rasanya aku kenal dengan nama itu.
Aaah, aku ingat Hana. Cho Hana. Dongsaengnya Cho Kyuhyun *anggap aja Kyuhyun punya adik *. Mereka berdua adalah murid pindahan. Dan Hana adalah teman sekelasku.
“ mmm, ne aku tahu. Waeyo?? Jawabku
“mm, aku rasa aku menyukainya” jawabnya polos
JEEDDDDEEEEEERRRRRRRRRRR
Bagaikan disambar petir disiang bolong. Aku merasa seperti tertampar sangat keras. Hatiku sesak. Kakiku lemas.  Ini yang aku takutkan. Aku takut jika dia suka dengan yeoja lain
“mwo???’ jawabku lirih. Sangat lirih
“wae?? Sekaget itu kah kau??” tanyanya
“ani, aku hanya bingung saja. Kupikir kau tidak menyukai seorang yeoja” elakku dengan mengejek. Padahal rasanya ingin sekali aku berteriak SARANGHAE KIM YESUNG dihadapannya. Tapi, lidahku terlalu kelu untuk mangucapkan kalimat itu
“aiissh, kau ini. Aku serius. Aku akan mengungkapkan perasaaanku” jawabnya dengan senyum mengembang
SESAK
Itulah yang aku rasakan sekarang. Otakku tak mampu bekerja lagi. Mataku panas.
“kapan kau menembaknya??“ tanyaku disertai sebuah senyum. Senyum palsu
“molayo, mungkin besok. Do’akan aku ne??” pintanya
“ne, semoga sukses HWAITINGG KIM YESUNG!!!”  jawabku sambil memberinya semangat
“ne Hwaitingggg. Gomawo sudah memberiku semangat. Kau memang sahabat yang baik” jawabnya sambil mengelus kepala ku
Tuhan, bisakah kau hentikan waktu sekarang. Aku mencintainya. Sangat. ucapku dalam hati
“ne, cheonma” jawabku  “mmm, arra. Aku pergi dulu ne aku ingin mempersiapkan semuanya. Annyeong”
jawabnya cepat sambil berlari menjauh dariku. Aku ingin memeluknya. Tapi kalian tahu apa yang aku lakukan sekarang. Aku hanya bisa menatap nanar punggungnya yang semakin menjauh
Tesss
Tesss
Air mataku jatuh. Untuk pertama kalinya aku menangis untuk seorang namja. Betapa bodohnya aku.. pabboya Kim Gaeul, jeongmal pabbo.
Kuusap kasar airmataku. Aku berjanji aku tidak akan menangis
Aku akan bahagia jika dia bahagia.
“Ne, kau harus kuat  Kim Gaeul “ ucapku lirih pada diriku sendiri
Aku bangkit dari duduk ku. Aku berjalan pelan menuju rumahku. Aku ingin cepat sampai rumah. Ingin cepat-cepat tidur. Ingin cepat-cepat melupakan segalanya.
Gaeul pov end

Normal pov
Seorang yeoja sedang berjalan di trotoar. Langkahnya begitu lemas. Tatapannya kosong ke depan. Matanya memancarkan kesedihan dan luka yang sangat dalam.
Hingga akhirnya dia tiba di depan sebuah rumah. Rumah berukuran minimalis. Dengan pekarangan yang luas disetai taman yang indah.
Dia melangkahkan kakinya menggapai gagang(?) pagar rumahnya. Membukanya perlahan dan mulai masuk kedalam pekarang rumahnya. Dengan langkah gontai dia tiba di depan pintu bewarna cokelat muda.
Tangannya terangkat sambil mengepal. Memukul pelan permukaan datar didepannya. Sambil berseru pelan
“eomma.. aku pulang”
Tak lama kemudian pintu terbuka. Menampakan seorang wanita paruh baya yang sedang memakai apron bewarna biru muda. Wanita itu tersenyum
“kau sudah pulang. Apa kau lapar?” Tanya sang eomma
“ani, aku lelah. Aku ingin tidur eomma” jawab sang yeoja (baca : Gaeul) sambil melangkah masuk kedalam rumah yang sudah 20 tahun ia tempati
“arraseo, jika lapar eomma sudah memasakan makanan kesukaanmu” jawab sang eomma sambil melangkah kearah meja makan yang berada tidak jauh dari tangga
“mm, arrayo. Gomawo eomma. Aku tidur dulu ne” jawab Gaeul dengan lemas
“ne. jaljayo chagi” jawaab sang eomma
Sang yeoja tersenyum hambar sambil menaiki tangga menuju kamarnya
Lagkahnya berhenti didepan pintu bewarna merah ranum. Diraih gagang pintu kamarnya lalu dia masuk kedalam kamarnya. Dia sengaja tidak menyalakan lampunya padahal suasana sedang gelap sekarang
Dia membuang tas ranselnya entah kemana  lalu membanting keras(?) tubuhnya ke kasur bermotifkan lambang Barcelona, klub favorite dia dan sahabatnya Yesung.
Dia tarik selimut hingga menutupi seluruh badannya. Dia  lelah. Lelah akan semuanya. Dia memejamkan mata perlahan, dan tanpa disadari sebuah sungai kecil terbentuk di sekitar pipinya.
Dia menangis. Menangis di kegelapan kamarnya. Dia menggigit bibir bawahnya menahan sebuah isakan yang akan keluar dari mulutnya. Tak lama ia pun terlelap dalam tidurnya. Jejak air mata masih nampak jelas di wajahnya. Menyiratkan betapa terlukanya dia saat ini
Normal pov end
Keesokan harinya
Gaeul Pov
Cahaya matahari mulai masuk menerobos ke jendala kamarku. Memaksaku untuk membuka mataku. Pusing, itulah hal yang pertama aku rasakan.
Aku menengok ke arah pintu kamarku. Betapa kagetnya diriku mendapati Yesung sedang berdiri bersender dipintu sambil menyilangkan tangannya di depan dadanya. #cool
 Oh Tuhan menngapa kau menciptakan makhluk setampan dia ucapku dalam hati
“aissh, kau mengagetkan ku saja” jawabku asal
“ada apa denganmu?” jawabnya datar disertai dengan tatapan tajamnya
“aku? nan gwaenchana” sahutku dingin sambil berjalan kearah ke kamar mandi
“kau menangis kan?? siapa yang membuatmu menangis?” terkanya
Kau, Kim Yesung.  kau lah yang telah membuatku menagis ucapku dalam hati
“ani. Aku tidak menangis. Aku hanya kelelahan” jawabku dengan menyertakan sebuah senyuman. Agar dia berhenti bertanya yang aneh-aneh denganku. Aku sedang malas berbicara dengannya saat ini,
“jeongmallyo? Jika kau punya masalah ceritakan saja padaku” ucapnya
“aissh,, aku baik-baik saja. Percayalah padaku” ucapku
“mm, arra. Aku percaya padamu. Sekarang kau mandilah. Aku akan menunggu dibawah” jawabnya
“ne”  kataku
Aku pun masuk ke dalam kamar mandi. Memutar keran shower yang berada tidak jauh diposisiku saat ini Kutatap pantulan diriku dari cermin
Meyedihkan
Mata bengkak. Rambut berantakan. Sungguh kondisi yang memprihatinkan
~skip time
“eomma” panggilku
Eomma menoleh sambil tersenyum
“Ini makanlah” kata eomma sambil meyodorkan(?)  sepiring roti bakar. Dengan cepat kuambil roti bakar lalu aku duduk berhadapan dengan Yesung yang sedang asyik memakan roti bakarnya
Tak lama kemudian rotibakar yag ada ditanganku sudah lenyap masuk keperutku
“kau sudah selesai?” Tanya Yesung
“ne” jawaku singkat
“kajja kita berangkat” ucapnya
“ne. eomma, aku berangkat dulu ne” ucapku sambil mencium pipi eommaku
“mmm ne chagi. Josimhae” ucap eommaku
“arra” kataku
“ahjuma, kami pergi dulu ne. annyeong” pamit  yesung pada eomma ku
“annyeong eomma” timpalku
“annyeong” sahut eomma

Aku dan Yesung pun berangkat ke kampus bersama. Selama perjalanan kami hanya diam. Yesung yang berjalan di depanku juga tidak mengucapkan apa-apa.aku hanya berjalan sambil menundukan kepalaku. Tiba-tiba
“awww” ringisku ssambil mengusap-usap hidungku. Hidungku rasanya sakit sekali manabrak punggungya yang tegap itu
“kau ini. Jika ingin berhenti kau harus bilang-bilang. Jangan main berhenti saja” omelku padanya lagi
“……….”
Kenapa dia hanya diam dan menunduk. Apa ada yang salah. Perasaan, tadi dia baik-baik saja ucapku dalam hati
“Gaeul-ya” ucapnya pelan
“waeyo??” tanyaku heran
“Hana-ya” ucapnya dengan muka sedih
Deg
Kenapa dia harus menyebut nama itu lagi. Membuat mood ku hancur saja.apa yang terjadi sebenarnya? Apa Hana menolaknya? Kuharap begitu. Tapi, aku tak tega melihatnya sedih seperti itu
 Sambil menahan kesal dan tangis aku menjawabnya
“Hana?? Dia kenapa”
“dia… diaa.. dia menerima ku menjadi namjachingunya” ucapnya sumringah. Wajahnya yang tadi sedih berubah menjadi bahagia
“dia menerimamu?? Jinjjayo?” tanyaku padaya. Hah, rasanya sakit sekali. Aku  menahan tangisku agar tidak  keluar. Aku harus berpura-pura bahagia didepannya
Dia mengangukan kepalanya berulang kali ambil terus tersenyum
“chukke ne. kau hebat” ucapku berpura-pura senang
Dia tersenyum sambil memelukku.
Aku bahagia dan juga sedih. Aku bahagia karena dia sedang memelukku sekarang. Namun aku juga sedih. Dia memelukku hanya sebatas sahabat. Tidak lebih
“kau tahu Geul. Sekarang aku sangat bahagia”
Aku hanya diam. Tidak mampu menjawabnya. Aku sedang menahan tangisku agar tidak keluar saat aku sedang berada dipelukannya.
 Tuhan, kenapa ini terjadi.  Uccapku dalam hati
 Gaeul pov end

Normal pov
Hari berganti hari.minggu berganti minggu. Gaeul masih sanggup bertahan. Tapi, lama-lama dia juga tidak kuat. Harus berpura-pura tersenyum saat Yesung dan Hana jalan sambil bergandengan tangan. Berpura-pura bahagia saat hatinya sudah sangat hancur. Ini terlalu berat untuk ia tanggung sendiri. Samapi akhirnya. Ia memilih untuk mengakhiri semuanya. Mencoba melupakan Yesung dengan bantuan keputusan appanya
Normal pov end

Gaeul pov

Aku sudah tidak kuat lagi. Harus terus  berpura-pura bahagia didepannya. Aku hanya seorang manusia biasa. Tidak mampu menahan sakit selamanya.  Aku akan belajar melupakan Yesung. Walau itu sulit. Aku akan mencobanya.
Dengan berbekal keputusan appaku yang kurasa ada untungnya juga. Mungkin ini cara yang Tuhan kirimkan untukku agar mampu melepaskan Yesung

Flashback
“Gaeul” panggil appa padaku
“ne appa. Waeyo?” jawabku
“appa ingin bicara padamu” ucap appa
“bicara apa appa?” tanyaku
“kau tahu perusahaan appa yang ada di Kanada?? Appa akan mengurusnya. Jadi appa putuskan kita akan pindah ke Kanada. Apa kau mau ikut?? Atau kau mau tetap disini?” jelas appa
“aku… aku mau ikut appa dan eomma saja” ucapku mantap
“apa kau yakin?? Tapi bagaimana dengan kuliahmu dan juga sahabatmu Yesung” Tanya appa
“gwaenchana appa. Soal kuliah, aku akan melanjutkan kuliahku di Kanada. Dan Yesung, aku rasa dia kan mengerti” jelasku
“mm, baguslah kalau begitu. Kita kan pindah minggu depan” ucap appa
“ne appa” ucap ku lemah. Aku hanya berfikir inilah cara terbaik agar bisa melupakan Yesung. Pergi ke Kanada. Dan mulai semuanya dari awal

Flashback end

Dan sekarang disinilah aku. Taman Seoul university. Yaa, setelah mengurus kepindahan kuliahku  ke Kanada. Aku sempatkan datang kemari. Aku akan memberitahu Yesung. Aku akan beritahu Yesung tentang kepindahanku ke Kanada. Dan juga tentang perasaanku padanya
Semoga aku bisa melakukan itu..
Gaeul pov end

Yesung pov
Mata kuliahku hari ini sudah selesai. Aku merapikan buku-bukuku dan bergegas ke taman belakang Seoul university. Aku ingin menemui sahabatku sejak kecil, Gaeul. Sebenaranya aku sedikit heran kenapa dia ingin bertemu denganku. Apa dia kangen padaku? Mollayo
Tapi kuakui dia sedikit aneh belakangan ini, dia berubah. Dia berubah semenjak aku berpacaran dengan Hana. Entahlah, itu perasaanku saja atau memang benar, hanya saja ada yang berbeda dengannya.
Dia sudah jarang mengomel atau membuatku kesal. Dia juga sudah jarang mengobrol denganku. Dia juga mulai menjauh dariku. Sebenarnya apa yang terjadi? Apa aku berbuat kesalahan? Dan. Satu lagi yang berubah dari dia. Tatapan matanya. Dulu, aku sangat suka menatap matanya. Tatapan matanya sangat teduh dan juga membuatku nyaman. Tapi, sekarang tatapan matanya suudah berubah. Tatapan matanya seakan menyiratkan jutaan luka yang sangat perih. Apa dia sedang menahan sakit? Siapa yang membuatnya seperti itu. mollayo
 Dan sekarang aku sudah berada di taman belakang Seoul University. Kulihat Gaeul sedang duduk di bangku taman sambil memainkan handphonenya. Aku menghampirinya
“sudah menunggu lama?” tanyaku
Dia menoleh sambil tersenyum “ani, baru sebentar” jawabnya
Aku pun duduk disebelahnya “kenapa kau ingin bertemu denganku? Apa kau merindukanku eoh?” tanyaku dengan tingkat kepd-an yang sangat tinggi
“aissh, kau terlalu percaya diri Kim Yesung. Aku kemari karena ada yang ingin kukatakan” jawabnya dengan nada kesal
“mm, apa yang ingin kau katakan?”
Dia diam beberapa saat. Kulihat dia menarik napas dalam dan membuangnya kasar
“aku akan pindah ke Kanada?”
“mwo??????!!” tanyaku kaget. Apa?? Dia ingin ke Kanada. Untuk apa?? Apa dia ingin meninggalkanku?
“kau ini berlebihan sekali” ucapnya sambil memegangi telinganya. Mungkin efek dari teriakan ku
“aish, kau tega sekali padaku?? Kapan kau berangkat huh?” tanyaku bertubi-tubi padanya
“kau ini. Bertanyalah pelan-pelan. Aku kan bingung harus menjawab yang mana dulu”
“aku  berangkat lusa” lanjutnya lagi
“mwo??? Lusa??  Teriaku lagi
“berhentilah berteriak. Kau membuat telingaku sakit” ucapnya kesal
“aissh, kau ini. Kenapa harus berangkat lusa?? Mendadak sekali”
“mollayo, appaku yang memutuskan” belanya
“aaaisssh” ucapku frustasi
“tenang saja. Aku akan sering-sering berkunjung ke Seoul. Dan lagipula kita juga masih bisa berkomunakasi dengan email”
“gundea…” ucapku terputus
“waeyo?” tanyanya
“ani. Baiklah. Kau boleh pergi. Tapi, berjanjilah akan terus mengabariku ne??” ucapku
“ne.. nae yaksok” ucapnya sambil mengacungkan jari kelingkingnya.
Aku pun menautkan jari kelingkingku. “yaksok?” tanyaku memastikan “ne” jawabnya
“baiklah” kami pun melepaskan tautan kami
Hening sesaat sampai dia mulai bersuara lagi
“ada satu hal lai?” ucapnya
“mwo? Apa lagi?” tanyaku heran
“aku… mmm, aku… a ak..” jawabnya gugup
“kau kenapa? Huh?” tanyaku lagi
“saranghae” ucapnya pelan sambil menunduk
“mwo?? Kau ini ada-ada saja? Apa ini ucapan perpisahanmu huh?” tanyaku lagi aku sedikit kaget  dengan perkataannya itu
“aku serius Yesung-ah” jawabnya sambil menitikan airmata
Kenapa dia menangis ?
“kau menangis?? Mian, tapi aku”
“ne arryo. Kau tidak menyukaiku kan? Kau hanya menganggapku sahabatmu saja kan. Aku tahu itu. Aku tahu” ucapnya sambil terus menangis, bahakan tangisnya semakin kencang
“ssst, uljima. Mian.. mianhae” jawabku sambil mencoba memeluknya
Aku tidak tahu harus bicara apa lagi. Aku juga bingung harus melakukan apa
Dia melepaskan pelukanku lalu menghapus kasar airmatanya
“aku tahu, kau hanya mencinta Hana kan? Aku tahu itu. Tapi bolehkah aku memohon satu permintaan” tanyanya
“mwo? Permintaan? Apa?”
“bisakah kau cium aku”
“mwo????” teriaku LAGI *aish, Yesung kebanyakan teriak*
“kumohon, jebal. Hanya di jidat ko” ucap Gaeul *aissh, Gaeul maksa*
Aku bingung apa yang harus lakukan. Aku ingin menolaknya. Tapi,Gaeul mungkin sudah sangat terluka saat ini.setidaknya aku harus membuatnya bahagia sebelum dia pegi ke Kanada.
 “Baiklah hanya satu ciuman saja” ucapku sambil tersenyum
“gomapta Yesung-ah” ucapnya senang
Aku mulai mengeliminasi jarak diantara kami. Kulirik Gaeul yang sudah memejamkan matanya. Aku pun mencium keningnya. Menyalurkan perasaanku. Perasaan sayang sebagai seorang sahabat. Saat sedang menciumnya. Aku dengar yang berteriak
“opppaaa!!!!”
Sontak aku dan Gaeul menoleh
Mataku membulat mengetahui siapa yang berteriak. Hana, yeojachinguku melihatku sedang mencium Gaeul. Pasti dia salah paham. Kulihat dia berlari sambil menangis. Aku pun mengejarnya
Yesung pov end

Normal pov
Hana yang melihat namjachingunya (baca : Yesung) sedang mencium Gaeul merasa sakit hati.  Dia berlari meninggalkan Gaeul dan Yesung.
Gaeul dan Yesung pun mengejar Hana
Saat sedang berlari menyebrang jalan Yesung menarik yangan Hana yang membuat Hana berhentui
“lepaskan aku” ronta Hana sambil menangis
“tidak. Aku tidak akan melepaskanmu. Kau harus mendengarkanku. Aku hanya menciumnya sebatas sahabat. Tidak lebih” ucap Yesung
“bohong. Kau bohong” ucap Hana sambil terus menangis
“percayalah padaku. saranghae” ucap Yesung sambil merengkuh tubuh yeojachingunya itu. Menyalurkan perasaan hangat. Dia juga menciumi puncak kepala Hana untuk menegaskan bahwa dia tidak bohong.
Hana hanya bisa menangis sambl membalas pelukan namjachingunya. Dia hanya tidak ingin kehilangan Yesung

Tak jau dari tempat mereka berdri, seorang yeoja yang sedari tadi melihat adegan romantis sepasang kekasih itu hanya mampu tersenyum dan mengeluarkan air mata. Tapi senyum itu berbeda dari biasanya. Senyum itu adalah senyum yang sangat tulus. Akhirnya dia mampu untuk melepas Yesung.
Namun senyumnya memudar saat ia melihat ada sebuah mobil sedang melaju dengan kencang kearah Yesung dan Hana. Sontak, dia berlari kencang dan mendorong tuh sepasang kekasih yang sedang berpelukan
Buuuugggh
Terdengar sebuah decitan rem. Namun naas. Decitan rem itu tidak mampu meyelamatkan nyawa yang sudah terenggut oleh mesin ber massa puluhan kg
 Tubuh seorang yeoja jatuh tersungkur diatas tanah. Cairan merah pekat keluar dari sekujur tubuhnya
Tak jauh dari sana ada sepasang kekasih yang sedang mencoba bangun
“aww” pekik Hana
“gwaencahanayo?” Tanya Yesung khawatir
“ne. nan gwaenchana” jawab Hana
Yesung pun mulai menoleh ke seluruh tempat memastikan kejadian apa yang sedang terjadi
Dan betapa terkejutnya melihat tubuh sang sahabat sudah jatuh ditanah dan darah yang menghiasi sebagian tubuhnya. Yesung dan Hana menghampiri tubuh Gaeul yang sudah kaku.
Tangan Hana bergerak mengangkat  perlahan kepala Gael. Di taruhnya didalam pangkuannya. Bahkan dia tidak sadar, bahwa matanya sekarang sudah mengalirkan airmata yang sangat deras
“Gaeul-ya ppali irreona. Jeball.hik.. hikks  Irreona” teriak Hana sambil menggunacangkan bahu Gaeul
Sedangkan Yesung, dia hanya mampu terduduk lemas di tempatnya. Matanya menatap nanar tubuh sahabatnya. Hatinya sakit mengetahui kondisi sahabatnya itu
Sedetik kemudian dia menjerit frustasi sambil terus menangis
“aaaagggggghhhhh”
Dia tidak sanggup. Kehilangan sahabat yang begitu ia sayangi. Matanya terus   mengeluarkan liquid bening. Hatinya menjerit pilu. Tangannya menjambak-jambak kasar rambut hitamnya
Dia berteriak seperti orang gila!!
Semua orang yang melihat kejadian itu menangis dalam hati. Walaupun mereka tidak saling kenal, tapi setidaknya mereka memiliki hati. Dan dapat merasakan hal yang sama dengan yang Yesung dan Hana rasakan
“aaaaarrrrrrrrrggggghhhhhhhh”
Sekali lagi dia hanya berteriak frustasi. Dia tidak bisa mengembalikan nyawa sahabatnya kembali. Sahabat yang telah menyelamatkan nyawanya dan juga nyawa yeojachingunya.
Seakan-akan hendak mendramatisir keadaan. Langit pun mulai mengeluarkan tetesan-tetesan air.
Menambah kesan pilu dan sedih.
Kisah ini berakir dengan pengorbanan. Pengorbanan demi membuat bahagia orang yang kita sayangi. Karena seharusnya kita bahagia jika dia juga bahagia

END
Fyuhhhh! Ngelap keringet. Gimana readers? Aneh ya? Gaje ya? Sekali lagi mian ne. karena ini ff pertama yang Gaeul bikin. Tapi gomawo ne yang udah baca. Annyeong
Ghamsahamnida J^^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar